Jumat, 10 Mei 2013

Sahabat Rasulullah -> Abdurrahman Bin "Auf


Abdurrahman bin  ‘Auf (Diberitahu Masuk Surga Ketika Masih  

Abdurrahman bin ‘Auf adalah seorang sahabat Nabi SAW yang mempunyai banyak keistimewaan, di antaranya adalah beliau diberitahukan masuk surga oleh Allah SWT ketika masih hidup serta termasuk salah seorang anggota syura. Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Auf bin Abdu Manaf bin Abdul Harits bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah al-Qurasyi al-Zuhri.
AKTIFITAS DAKWAH DAN PERNIAGAAN
Abdurrahman termasuk di antara para sahabat yang hijrah ke Habsyah geelombang pertama, kemudian kembali ke Makkah dan seterusnya hijrah ke Madinah. Ia meninggalkan seluruh harta yang dimilikinya, sehingga setibanya di Madinah beliau tidak memiliki apapun.
Rasulullah SAW sangat jeli melihat keadaan Abdurrahman, sehingga beliau dipersaudarakan dengan Sa’ad bin al-Rabi’yang merupakan salah seorang penduduk Madinah yang mempunyai banyak harta. Terjalin ikatan kuat diantara keduanya, hal ini digambarkan ketika Sa’ad menawarkan setengah kekayaannya untuk dibagi dan istrinya yang dicintai untuk dinikahi oleh Abdurrahman. Walaupun menawarkannya didasarkan oleh niat tulus ikhlas, namun Abdurrahman bukanlah tipe manusia yang memanfaatkan kesempatan sehingga beliau menolak secara halus dengan ungkapan semoga Allah memberkatimu, keluargamu dan hartamu.
Ia boleh miskin materi, tapi ia tidak akan pernah menjadi miskin mental. Jangankan menerima, ia pun pantang menerima pemberian orang selain upahnya sendiri. “Tangan di bawah” sama sekali bukan perilaku mulia. Abdurrahman bukan hanya tahu, melainkan memegang teguh nilai itu. Ia pun memutar otak bagaimana dapat keluar dari kemiskinan tanpa harus menerima pemberian orang lain. Ia hanya meminta pada Sa’ad ditunjukkan jalan ke pasar. Ia pun pergi ke pasar dan mengamatinya secara cermat. Dari pengamatannya ia tahu, pasar itu menempati tanah milik seorang saudagar Yahudi. Para pedagang berjualan di sana dengan menyewa tanah tersebut, sebagaimana para pedagang sekarang menyewa kios di mall.
Kreativitas Abdurrahman pun muncul. Ia meminta tolong pada saudara barunya untuk membeli tanah yang kurang berharga yang terletak di samping tanah pasar itu. Tanah tersebut lalu dipetak-petak secara baik. Siapapun boleh berjualan di sana tanpa membayar sewa. Bila dari berdagang itu terdapat keuntungan, ia mengimbau mereka untuk memberikan bagi hasil seikhlasnya. Para pedagang gembira dengan tawaran itu karena membebaskan mereka dari biaya operasional. Mereka berbondong pindah ke pasar baru yang dikembangkan Abdurrahman. Keuntungannya berlipat.
Dari keuntungan itu, Abdurrahman mendapat bagi hasil. Semua gembira. Tak perlu makan waktu lama, Abdurrahman keluar dari kemiskinan, bahkan menjadi salah seorang sahabat Rasulullah yang paling berada. Kegigihannya dalam berdagang seperti yang Beliau ungkapkan : “aku melihat diriku, kalau seandainya aku mengangkat sebuah batu, aku mengharapkan mendapatkan emas atau perak”.
SUMBANGAN DI JALAN ALLAH SWT
Laba dari perniagaannya yang semakin meningkat dari hari ke hari tidaklah menyebabkan beliau menjadi manusia yang pelit dan kikir serta jauh dari jalan ALLAH. Bahkan beliau tidak segan-segan untuk menyumbangkan hartanya di jalan ALLAH. Disebutkan Zuhri, bahwa Abdurrahman menyumbangkan setengah dari hartanya sebanyak empat ribu dirham pada masa Rasulullah SAW, kemudian beliau menyumbangkan empat ribu dirham, kemudian empat puluh dinar, kemudian seribu lima ratus kuda perang di jalan Allah, kemudian seribu lima ratus kuda perang di jalan Allah, kemudian seribu lima ratus tunggangan/ rahilah di jalan ALLAH, dan semua bersumber dari perniagaan.
Ia tidak berhenti sampai disitu. Dalam kesempatan lainnya disebutkan bahwa beliau menyumbangkan keseluruhan hartanya. Diceritakan oleh Ibnu Abbas RA, ketika Abdurrahman sakit, beliau mewasiatkan sepertinga hartanya. Ketika sembuh, beliau menyumbangkan sendiri dengan tangannya, kemudian berkata : Wahai Sahabat Rasulullah : “Saya akan memberikan sebanyak empat ratus dinar ke atas semua pasukan Badar”, lalu Utsman dan beberapa orang lainnya datang menemui Abdurrahman, Orang-orang lalu bertanya kepadanya : “Wahai Abu Umar, bukankah anda orang kaya?”. Ia berkata : “Ini adalah waslah dari Abdurrahman dan bukan sedekah, dan ia termasuk harta yang halal”. Maka ia menyumbangkan sebanyak seratus lima puluh ribu dinar kepada mereka, tatkala menjelang malam beliau duduk sendiri di rumahnya, lalu menuliskan sebuah memo untuk dibagikan semua hartanya kepada para Muhajirin dan Anshar, bahkan beliau menulis bajunya yang dipakai dalam memo tersebut, dan tidak ada satupun yang disisakannya kecuali dibagikan semuanya kepada kaum fakir.
Ketika ia menunaikan shalat Shubuh di belakang Rasulullah, turunlah Jibril dan berkata : Wahai Muhammad sesungguhnya Allah berfirman kepadamu : kirimkanlah salam saya buat Abdurrahman dan terimalah semua memonya kemudian kembalikanlah semua kepadanya dan katakan kepadanya: Allah telah menerima sedekahmu dan ia adalah wakil Allah dan wakil RosulNya maka kembangkanlah hartanya sesuai dengan kemauaannya, dan kelolah hartanya sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya dan ia tidak akan diminta pertanggungjawa dan beritahulah kabar gembira (ia dijamin masuk syurga).
Abdurrahman bin ‘Auf juga diceritakan merupakan orang yang paling banyak memerdekakan hamba. Dalam sebuah riwayat Ja’far bin Burqan berkata : saya pernah mendengar bahwa Abdurrahman bin Auf telah memerdekakan hamba sebanyak tiga puluh ribu jiwa. Dan Abu Amr berkata : dalam satu riwayat disebutkan bahwa beliau memerdekakan tiga puluh hamba dalam satu hari.
Beliau meninggal pada tahun 31 Hijriyah. Dalam pendapat lain disebutkan pada tahun 32 Hijriyah ketika berumur 75 tahun. Beliau dimakamkan di pemakaman Baqi’yang diimami oleh Utsman berdasarkan wasiatnya. Diriwayatkan oleh Ibnu al-Najjar di dalam kitab Akhbar al-Madinah dengan sanadnya dari Abdurrahman bin Humaid dari bapaknya berkata : ketika ajal hendak menjemputnya Aisyah mengirimkan seseorang kepadanya supaya dikuburkan di sisi Rasulullah dan kedua saudaranya, maka ia menjawab : saya tidak mau menyempitkan ruang rumahmu karena sesungguhnya saya telah berjanji kepada Ibnu Maz’un siapa saja yang meninggal maka akan dikuburkan di sisi sahabatnya dan dengan demikian makam Ustman bin Maz’un dan Abdurrahman bin Auf berada di sisi qubah Ibrahim bin Nabi SAW.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar