Abdurrahman bin ‘Auf adalah seorang
sahabat Nabi SAW yang mempunyai banyak keistimewaan, di antaranya adalah beliau
diberitahukan masuk surga oleh Allah SWT ketika masih hidup serta termasuk
salah seorang anggota syura. Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Auf bin
Abdu Manaf bin Abdul Harits bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah al-Qurasyi
al-Zuhri.
AKTIFITAS DAKWAH DAN PERNIAGAAN
Abdurrahman termasuk di antara para sahabat yang
hijrah ke Habsyah geelombang pertama, kemudian kembali ke Makkah dan seterusnya
hijrah ke Madinah. Ia meninggalkan seluruh harta yang dimilikinya, sehingga
setibanya di Madinah beliau tidak memiliki apapun.
Rasulullah SAW sangat jeli melihat
keadaan Abdurrahman, sehingga beliau dipersaudarakan dengan Sa’ad bin
al-Rabi’yang merupakan salah seorang penduduk Madinah yang mempunyai banyak
harta. Terjalin ikatan kuat diantara keduanya, hal ini digambarkan ketika Sa’ad
menawarkan setengah kekayaannya untuk dibagi dan istrinya yang dicintai untuk
dinikahi oleh Abdurrahman. Walaupun menawarkannya didasarkan oleh niat tulus
ikhlas, namun Abdurrahman bukanlah tipe manusia yang memanfaatkan kesempatan
sehingga beliau menolak secara halus dengan ungkapan semoga Allah memberkatimu,
keluargamu dan hartamu.
Ia boleh miskin materi, tapi ia tidak
akan pernah menjadi miskin mental. Jangankan menerima, ia pun pantang menerima
pemberian orang selain upahnya sendiri. “Tangan di bawah” sama sekali bukan
perilaku mulia. Abdurrahman bukan hanya tahu, melainkan memegang teguh nilai
itu. Ia pun memutar otak bagaimana dapat keluar dari kemiskinan tanpa harus
menerima pemberian orang lain. Ia hanya meminta pada Sa’ad ditunjukkan jalan ke
pasar. Ia pun pergi ke pasar dan mengamatinya secara cermat. Dari pengamatannya
ia tahu, pasar itu menempati tanah milik seorang saudagar Yahudi. Para pedagang
berjualan di sana dengan menyewa tanah tersebut, sebagaimana para pedagang
sekarang menyewa kios di mall.
Kreativitas Abdurrahman pun muncul.
Ia meminta tolong pada saudara barunya untuk membeli tanah yang kurang berharga
yang terletak di samping tanah pasar itu. Tanah tersebut lalu dipetak-petak
secara baik. Siapapun boleh berjualan di sana tanpa membayar sewa. Bila dari
berdagang itu terdapat keuntungan, ia mengimbau mereka untuk memberikan bagi
hasil seikhlasnya. Para pedagang gembira dengan tawaran itu karena membebaskan
mereka dari biaya operasional. Mereka berbondong pindah ke pasar baru yang
dikembangkan Abdurrahman. Keuntungannya berlipat.
Dari keuntungan itu, Abdurrahman
mendapat bagi hasil. Semua gembira. Tak perlu makan waktu lama, Abdurrahman
keluar dari kemiskinan, bahkan menjadi salah seorang sahabat Rasulullah yang
paling berada. Kegigihannya dalam berdagang seperti yang Beliau ungkapkan :
“aku melihat diriku, kalau seandainya aku mengangkat sebuah batu, aku
mengharapkan mendapatkan emas atau perak”.
SUMBANGAN DI JALAN ALLAH SWT
Laba dari perniagaannya yang semakin
meningkat dari hari ke hari tidaklah menyebabkan beliau menjadi manusia yang
pelit dan kikir serta jauh dari jalan ALLAH. Bahkan beliau tidak segan-segan
untuk menyumbangkan hartanya di jalan ALLAH. Disebutkan Zuhri, bahwa
Abdurrahman menyumbangkan setengah dari hartanya sebanyak empat ribu dirham
pada masa Rasulullah SAW, kemudian beliau menyumbangkan empat ribu dirham,
kemudian empat puluh dinar, kemudian seribu lima ratus kuda perang di jalan
Allah, kemudian seribu lima ratus kuda perang di jalan Allah, kemudian seribu
lima ratus tunggangan/ rahilah di jalan ALLAH, dan semua bersumber dari perniagaan.
Ia tidak berhenti sampai disitu.
Dalam kesempatan lainnya disebutkan bahwa beliau menyumbangkan keseluruhan
hartanya. Diceritakan oleh Ibnu Abbas RA, ketika Abdurrahman sakit, beliau
mewasiatkan sepertinga hartanya. Ketika sembuh, beliau menyumbangkan sendiri
dengan tangannya, kemudian berkata : Wahai Sahabat Rasulullah : “Saya akan
memberikan sebanyak empat ratus dinar ke atas semua pasukan Badar”, lalu Utsman
dan beberapa orang lainnya datang menemui Abdurrahman, Orang-orang lalu
bertanya kepadanya : “Wahai Abu Umar, bukankah anda orang kaya?”. Ia berkata :
“Ini adalah waslah dari Abdurrahman dan bukan sedekah, dan ia termasuk harta
yang halal”. Maka ia menyumbangkan sebanyak seratus lima puluh ribu dinar
kepada mereka, tatkala menjelang malam beliau duduk sendiri di rumahnya, lalu
menuliskan sebuah memo untuk dibagikan semua hartanya kepada para Muhajirin dan
Anshar, bahkan beliau menulis bajunya yang dipakai dalam memo tersebut, dan
tidak ada satupun yang disisakannya kecuali dibagikan semuanya kepada kaum
fakir.
Ketika ia menunaikan shalat Shubuh di
belakang Rasulullah, turunlah Jibril dan berkata : Wahai Muhammad
sesungguhnya Allah berfirman kepadamu : kirimkanlah salam saya buat Abdurrahman
dan terimalah semua memonya kemudian kembalikanlah semua kepadanya dan katakan
kepadanya: Allah telah menerima sedekahmu dan ia adalah wakil Allah dan wakil
RosulNya maka kembangkanlah hartanya sesuai dengan kemauaannya, dan kelolah
hartanya sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya dan ia tidak akan diminta
pertanggungjawa dan beritahulah kabar gembira (ia dijamin masuk syurga).
Abdurrahman bin ‘Auf juga diceritakan
merupakan orang yang paling banyak memerdekakan hamba. Dalam sebuah riwayat
Ja’far bin Burqan berkata : saya pernah mendengar bahwa Abdurrahman bin Auf
telah memerdekakan hamba sebanyak tiga puluh ribu jiwa. Dan Abu Amr berkata :
dalam satu riwayat disebutkan bahwa beliau memerdekakan tiga puluh hamba dalam
satu hari.
Beliau meninggal pada tahun 31
Hijriyah. Dalam pendapat lain disebutkan pada tahun 32 Hijriyah ketika berumur
75 tahun. Beliau dimakamkan di pemakaman Baqi’yang diimami oleh Utsman
berdasarkan wasiatnya. Diriwayatkan oleh Ibnu al-Najjar di dalam kitab Akhbar
al-Madinah dengan sanadnya dari Abdurrahman bin Humaid dari bapaknya berkata :
ketika ajal hendak menjemputnya Aisyah mengirimkan seseorang kepadanya supaya
dikuburkan di sisi Rasulullah dan kedua saudaranya, maka ia menjawab : saya
tidak mau menyempitkan ruang rumahmu karena sesungguhnya saya telah berjanji
kepada Ibnu Maz’un siapa saja yang meninggal maka akan dikuburkan di sisi
sahabatnya dan dengan demikian makam Ustman bin Maz’un dan Abdurrahman bin Auf
berada di sisi qubah Ibrahim bin Nabi SAW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar